Jumat, 12 Juni 2015


               LAPORAN FISIKA
MENENTUKAN TITIK BERAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NURWAHYUDIN
17/7572
XI IPA 1
SMA NEGERI 1 SINJAI-SELATAN
                                           Tahun Ajaran 2014/2015                                           





















                                                          KATA PENGANTAR
 

Alhamdulillahi Rabbil Alamin.

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil pratikum ini. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan salam atas junjungan Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari Alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang

Dalam penyusunan laporan hasil pratikum ini tentu saja jauh dari kesempurnaan. Kerena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan perbaikan tugas ini.

Akhirnya, kepada seluruh pihak yang turut memberikan partisipasi dalam terwujudnya hasil pratikum ini, tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih.

Mudah-mudahan laporan pratikum ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.


bikeru,  mei 2015


                                                                                          Penulis                               



                                                              DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ····················································································
KATA PENGANTAR ···················································································   i
DAFTAR ISI ······························································································   ii

BAB I. PENDAHULUAN
A.    Waktu pelaksanaan···············································································   1
B.     Tujuan·······························································································   1
C.     Rumusan masalah·················································································   1
D.    Landasan teori·····················································································   1

BAB II. ISI
A.    Alat dan bahan····················································································   3
B.     Cara kerja···························································································   3
C.     Data percoabaan··················································································   4
D.    Analisis data·······················································································   5
E.     Pembahasan························································································   6

BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan························································································   7
B.     Saran································································································   8

DAFTAR PUSTAKA ····················································································   9





                                                                      BAB I.
                                                             PENDAHULUAN

A.    WAKTU PELAKSANAAN
Praktikum Titik Berat dilaksanakan pada :
Hari, tanggal               : jumat, 29 mei 2015
Waktu                         : 10.00-11.15
Tempat                        : LAB Fisika SMAN 1 Sinjai-Selatan
B.      TUJUAN
Menentukan titik  berat dengan percobaan

C.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara menentukan titik berat benda

D..   LANDASAN TEORI
Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Di dalam hampir semua persoalan mekanika, g (percepatan gravitasi) boleh dianggap seragam pada seluruh bagian benda , karena ukuran benda relative kecil dibanding jarak yang dapat menyebabkan perubahan g yang cukup berarti. Dengan demikian pusat massa  dan pusat  gravitasi dapat diambil sebagai titik yang sama. Keberhimpitan ini dapat digunakan untuk menentukan pusat massa sebuah keping tipis yang bentuknya tidak beraturan.
Untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama.
1. PUSAT MASSA
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M1, M2,....... , Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:
 MåX = (i . Xi)/(Mi)
 MåY = (i . Yi)/(Mi)


2. TITIK BERAT (X,Y)
Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing W1, W2, .........,W; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
 WåX = (i . Xi)/(Wi)
 WåY = (i . Yi)/(Wi)

3.  LETAK/POSISI TITIK BERAT
1.      Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur.
2.      Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
3.      Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya.




















                                                                                  BAB II
                                                                                    ISI

A.   ALAT DAN BAHAN

1.      Statif
2.      Neraca
3.      Busur derjat
4.      Penggaris
5.      Beban

6.    Kertas karton
7.    Kertas grafik
8.    Gunting
9.    Benang secukupnya

B.      CARA KERJA / LANGKAH – LANGKAH
1.            Identifikasikan terlebih dahulu beberapa alat yang digunakan dalam percobaan berikut ini :

No.
Gambar
Keterangan
1.
Nama alat:Statif/ Penjepit

Ketelitian/ Kegunaan: Menjepit sesuatu. Dalam praktek kali ini menjepit paku untuk digantungkan beban dan karton.
2.
Nama alat: Neraca Ohauss

Ketelitian/ Kegunaan: Menimbang beban (karton tebal). Ketelitian mencapai 0,1 gram.
3.
Nama alat: Busur

Ketelitian/ Kegunaan: Mengukur kemiringan sudut tertentu. Ketelitian sampai 1°.
4.
Nama alat: Mistar berskala cm

Ketelitian/ Kegunaan: Mengukur panjang. Ketelitian sampai 0,1 cm.
5.
Nama alat: Beban

Ketelitian/ Kegunaan: Memudahkan menemukan arah gaya berat/ gaya gravitasi (menandai bagian bawah karton yang dilalui oleh benang yang tergantung beban).

2.   Buatlah benda dengan bentuk bebas, kemudian gunting dan lubangi tiga titik (A,B, dan C) secara bebas pada bagian tepi benda tersebut. Kemudian timbanglah massanya. Catat data hasil pengukuran dengan m =….. gram.
3.   Gantungkan benda pada lubang A dan beban pemandu vertical seperti gambar berikut :
                         








4.   Tandai titik P pada benda yang melalui garis pemandu vertical.
5.    Lakukan langkah seprti nomor 2 dengan menggunakan lubang B dan C. kemudian tandai titik masing – masing titik Q dan R pada titik yang dilewati garis vertical.
6.    Buatlah garus AP, BQ, dan CR. Kemudian tandai titik potong ketiga garis dengan titik Z.
informasi
·      titik Z merupakan titik berat benda
7.  Buatlah garis lurus yang melewati titik z sampai ke tepi benda, kemudian ptonglah pada garis tersebut.
8.  Timbanglah masing - masing potongan, yaitu m=….gram, m=….gram. tandai masing – masing benda sehingga massanya tidak tertukar.

9.   Tandai dan lubangi pada masing – masing benda pada sisi yang berbeda titik A dan B. kemudian laukan langkah seperti nomor 2,3 dan 4 utnuk mendapatkan titik berat Zdan Z2.
10.Ukurlah jarak seperti Z1 ke Z sebagai Xdan jarak Z2 ke Z sebagai X2.
11. Lakukan percobaan dengan benda bebas yang berbeda.
12. Masukkan data hasil pengukuran ke dalam tabel.  


C.  DATA PERCOBAAN
1.Data hasil pengukuran
No
m
m1
m2
X1
       X2
1
7,24 gram
3,8 gram
3,8 gram
3,5 cm
3,5 cm
2
7,1 gram
3,44gram
3,44 gram
3,7 cm
3,7 cm
3
4

2. Data olahan
No
X1m1
X2m2
1
13,3
13,3
2
12,728
12,728
3
4


D. Analisis Data

1.        Kecenderungan apa yang dapat dilihat dari hasil olahan data ?
2.        Jelaskan secara teoritis kecenderungan dan pola tersebut ?
Jawaban

1.         Setelah menggunting karton dengan bentuk tak beraturanakan didapattitik perpotongan dari ketiga titik sembarang yang telah dihubungkan dengan titik berat suatu benda tidak selalu berada di tengah bidang.
2.         Benda luasan apapun baik yang beraturan maupun tidak beraturan, memiliki titik berat atau pusat massa. Setiap benda luasan tersebut tidak akan atau tidak mungkin akan memiliki titik berat yang sama satu sama lain. Pola tersebut terletak pada perpotongan kedua garis vertical untuk benda sembarang.
        
E.    PEMBAHASAN
Setelah dilakukan beberapa kali percobaan menentukan titik berat dari kertas yang telah dibentuk menjadi bentuk sembarang, maka didapatkanlah titik berat dari kertas itu sendiri. Untuk bentuk sembarang, titik berat didapatkan hampir di area tengah bidang, Dari percobaan yang telah dilakukan, telah didapatkan titik beratnya berada pada perpotongan  2 buah diagonal atau lebih garis vertikal yang didapat dari percobaan dengan menggunakan benang yang digantung yang kemudian dibuatkan garis sesuai arah benang yang diikatkan pada batu sebagai beban. Dengan menggunakan kedua garis ataupub lebih, didapatkan titik potong sebagai titik berat.

Ciri yang didapatkan saat pada perpotongan dua garis tersebut saat paku ditancapkan pada lubang sisi samping kertas karton mengalami bergelayutan. Ini membuktikan bahwa titik perpotongan tersebut adalah titik beratnya.`



























                                                                           BAB III
                                                                          PENUTUP


A.    KESIMPULAN
                                        1.      Pada benda dalam keadaan setimbang berlaku
         τ0 = X .W
τ0  merupakan resultan momen gaya yang dihasilkan oleh berat tiap partikel, sehingga:
X1W1 + X2W2= X .W
Karena W= W1+W2 (berdasarkan percobaan), maka:
X1W1 + X2W2 =X (W1+W2)
         τ0 = Y .W
τ0  merupakan resultan momen gaya yang dihasilkan oleh berat tiap partikel, sehingga:
Y1W1+ Y2W2 = Y.W
Karena W= W1+W2 (berdasarkan percobaan), maka:
Y1W1 + Y2W2 =Y (W1+W2)


                                        2.      Rumus untuk menghitung titik berat benda adalah








3.  Dari praktikum yang kami lakukan menunjukkan bahwa lebih mudah menentukan titik berat secara praktek
4. Titik berat pada bangun sembarang hanya dapat diketahui melalui pencarian koordinat atau dengan percobaan.
5.      Pada bangun datar yang terbentuk dari beberapa bangun yang digabung selain dapat diselesaikan dengan percobaan, juga dapat diselesaikan melalui perhitungan titik koordinat.






B.     SARAN
1.      Persiapkan dan periksa terlebih dahulu semua peralatan dan bahan yang akan digunkan dalam kegiatan praktikum yang akan di gunakan dalam keghiatan praktikum titik berat.
2.      Lakukan semua langkah kerja dalam kegiatan praktikum Titik Berat secara tertibb, Sistematis dan benar.
3.      Lakukan prktikum dengan kompak dan menjalin kerja sama antar anggota kelompok yang kondusif.
4.      Pada saat membuat 3 lubang pada benda, jangan membuat tegak lurus atau segaris, karena apabila dibuat pada posisi tegak lurus atau sejajar lubang yang sebelumnya dibuat maka 2 lubang tersebut menghasilkan 1 garis lurus saja. Dan akhirnya nanti hanya akan menghasilkan 2 garis saja untuk menentukan titik perpotongan. Sedangkan pada praktikum Titik Berat ini dibutuhkan 3 garis untuk menentukan titik perpotongan pada benda.
5.      Beban pada tali yang dipasag di statif sebaiknya diletakkan pada bagian belakang benda, supaya lebih mudah member tanda pada saat keadaan benda seimbang.
6.      Pada saat menentuksn koordinta X0 dan Y0 dari titik tengah benda tersebut.
7.      Catat setiap hasil datapengamatan secara objektif.





                                                          DAFTAR PUSTAKA


Wulandari, Yayan. 2012. 1001 ULASAN FISIKA SMA Kelas XI. Tangerang :  Kelompok Kharisma.

Nulhakim,Lukman. 2007.Belajar Efektif Fisika (Untuk SMA /MA Kelas XI IPA). Jakarta: PT Intermedia Ciptanusantara.